Setelah membaca
salah satu artikel yang aku temukan di media sosial tentang “Jogja Berhati
Mantan”, memang benar adanya kata-kata itu.
Jogja memang
memberikan efek sentimentil dan keromantisan tersendiri bagi mereka yang pernah
jatuh cinta, pun patah hati di kota ini.
Tidak ada yang
tidak bisa dibuat jatuh cinta oleh Jogja. Tiap sudutnya pasti memberikan daya
tarik sendiri untuk membuat kisah cinta yang sederhana tapi sangat sulit untuk
dilupakan.
Pernah jatuh
cinta, yang kemudian patah hati, dan kembali jatuh cinta, dan patah hati lagi,
tidak membuat mereka yang mengalaminya serta-merta merasa kapok untuk kembali
lagi jatuh cinta di kota ini.
Kesederhanaan
untuk bisa jatuh cinta di sini, sesederhana melewati senja berboncengan di
Alun-alun Kidul, atau menelusuri jalan Malioboro yang ramai penuh cerita.
Sesederhana
menghabiskan secangkir minuman hangat di angkringan, atau mendengarkan
tourguide menjelaskan dengan detail tiap sudut Tamansari.
Sesederhana
melihat matahari terbenam di deretan pantai-pantai Yogyakarta, atau melihat
bentangan indahnya panorama Yogyakarta dari atas Bukit Bintang.
Jogja terlalu
besar untuk dilupakan, terlebih bagi saya.
Mungkin saya yang
baru enam tahun tinggal di kota ini, belumlah seberapa dibandingkan mereka yang
mungkin sudah berpuluh-puluh tahun menjadi bagian dari kota yang istimewa ini.
Tapi rasanya,
enam tahun menjadi proses pendewasaan yang sangat luar biasa. Dan saya merasa beruntung,
saya melewati proses itu di kota ini, bukan kota yang lain.
Bagaimana
mendapatkan teman yang sama-sama dari perantauan, belajar di dunia perkuliahan,
bertemu berbagai macam karakter yang kita harus pintar memilih mana yang harus
dipertahankan menjadi kawan, mana yang bukan.
Bertemu dia yang membawa warna baru, berproses
bersama. Kehilangan dia dan sempat merasa kehilangan otak tertawa. Menemukan
seseorang yang membantu saya kembali, berproses bersama dari nol, sukses bersama,
dan kembali kehilangan “teman hidup seperjuangan”, benar adanya bahwa Jogja
tidak akan pernah lepas dari ingatan saya.
Dan terjatuh,
tidak lantas membuat saya kapok, dan saya masih punya mimpi untuk kembali jatuh
cinta di kota ini, bahkan menghabiskan dunia saya dengan bercerita di kota ini.
Siapa tahu ?
Begitu adanya
kota ini, jatuh cinta lah di Jogja, maka kamu akan tahu bagaimana istimewanya
kota ini.
Jogja, bagaimana
bisa pergi, jika hati rasanya ingin terus pulang dan kembali ke kota ini ?
nice artikel kak , biar lebih greget beli kaos ini kak http://bolongankaos.com/shop/yogyakarta-berhati-mantan/ :))
BalasHapusAkh Jogjaku, aku selalu rindu denganmu
BalasHapusPuji rahmadiyanto : terima kasih
BalasHapusPelatihan Internet Marketing : tidak ada yang tidak rindu pada jogja