Rabu, 13 November 2013

Selamat Hari Ayah, Pak.


Ketika aku men-scroll timeline twitterku, timeline ramai diantara mereka yang mengirimkan doa dan mengucapkan "Selamat Hari Ayah" yang ternyata jatuh pada tanggal 12 November.
Dengan cepat aku meraih handphoneku,
aku coba mengetik panjang sms kata-kata dan doa yang teramat manis,
tak lupa ucapan maaf karena belum bisa membuat bangga beliau.
Namun, ketika aku baca ulang,
aku malu membacanya,
kuurungkan niatku untuk mengirim sms panjang lebar,
aku hapus sebagian kata-katanya,
dan "Selamat Hari Ayah, Pak. semoga sehat selalu"
hanya kata-kata itu yang aku kirimkan.

Pasti jarang diantara kita yang mengetahui kalau hari Ayah jatuh pada tanggal 12 November
beda, dengan hari Ibu, yang selalu diagung-agungkan pada tanggal 22 Desember

ah, Bapak.
aku seketika rindu padamu.
sosok yang sangat sangat sangat dekat denganku.
satu-satunya pria yang tidak akan pernah membuatku menangis karena tersakiti.

Terima kasih, Pak,
Untuk keringatmu yang membuatku bisa menjadi Sarjana saat ini.
kepingan uang kau kumpulkan untuk melihatku menjadi Sarjana.
dan maaf, hingga saat ini,
tidak ada yang bisa membalas semua yang telah kau berikan padaku

Sakit rasanya, jika mengingat engkau tak sekuat yang dahulu,
apalagi setelah engkau pernah merasakan betapa tidak nikmatnya hidup di rumah sakit,
aku tau engkau mulai lemah, tapi hingga usiamu yang saat ini engkau masih berjuang untuk kami, istri dan anak-anakmu,

Guratan usia semakin nampak,
rambutmu pun semakin arang dan kian memutih
tapi tak sedetikpun engkau lewatkan tanpa mendampingi istri dan anak-anakmu,

Sehatkanlah beliau Tuhan.
Bahagiakanlah
dan berikan aku kesempatan untuk membalas semua yang telah beliau berikan

terima kasih, Pak
untuk tetap menjagaku, anak perempuan yang akan selalu engkau anggap anak kecil
untuk setiap doamu yang menghantarkanku hingga detik ini
untuk buliran-buliran keringat kerja kerasmu yang masih tetap engkau perjuangkan hingga detik ini
untuk setiap senyum dan tawa candamu,
untuk pesan-pesan singkat yang selalu engkau kirimkan ketika aku jauh, walau hanya kata-kata pengingat makan dan sholat
untuk kesetiaanmu menemaniku kemana saja aku butuhkan
untuk cinta yang luar biasa untukku

Selamat Hari Ayah, Pak,
lelaki terhebatku
aku menyayangimu, walaupun aku tak pernah mengatakannya.

0 komentar:

Posting Komentar