Selamat pagi, untukmu, seseorang
yang sedang berulangtahun hari ini.
Maaf.
Hari ini aku tidak bisa datang
menemuimu.
Aku sudah merencanakannya,
sungguh.
Untuk menemuimu pagi-pagi sekali.
Dengan tangan kanan membawa kue tart. Dan tangan kiri membawa kado untukmu.
Itu sudah aku rencanakan jauh
bulan.
Tapi apa daya, tempatku bekerja
tidak memberikannya untukku.
Mungkin alasanku terlalu klasik.
Aku cuti karena ingin bersamamu
di hari yang istimewa ini.
Sekali lagi, maaf.
Sungguh bukan karena aku tidak
mencintaimu lagi. Aku sangat ingin.
Pagi ini, aku rapalkan doa lebih
kencang dari hari biasanya.
Jangan salah, setiap hari, tanpa
kamu minta pun aku mendoakan.
Tapi karena hari ini, hari yang
istimewa untukmu, aku panjangkan doaku. Sepagian tadi.
Aku kirimkan pesan singkat,
mengucapkan selamat ulang tahun, memanjatkan doa, dan tak lupa ucapan “aku
sangat menyayangimu.”
Maaf, baru itu yang bisa aku
lakukan. Sekali lagi, sungguh bukan karena aku tidak mencintaimu.
Aku sungguh sangat mencintaimu.
Teruntuk kamu, seseorang yang sedang
berulangtahun hari ini.
Waktu berlalu begitu cepat.
Masih lekat di ingatanku, dari
aku bangun tidur, pun hingga akan beranjak tidur, setiap harinya aku bisa
melihatmu.
Bergulat manja denganmu. Bergurau
hingga perut perih. Bahkan tak jarang aku menangis karena kita berbeda
pendapat.
Tapi satu yang aku ingat. Hingga aku
menuliskan cerita ini, kamu sama sekali belum pernah membentakku, memarahiku,
mengeluarkan kata kasar di depanku, bahkan bermain tangan padaku.
Aku hanya tahu, kamu menjagaku
selalu.
Memenuhi keinginanku,
mengantarkanku kemana aku mau, menjadikanku ratu kecilmu.
Bahkan, ketika aku sudah sebesar
saat ini, ketika aku pulang, kamu masih dengan setia menjemputku.
Menunggu dengan sabar ketika
keretaku belum sampai.
Dan ketika aku harus berangkat
kembali meninggalkanmu, kamu pun masih dengan setia menemaniku, hingga keretaku
datang.
Menungguku hingga kereta datang. Dan
memastikan aku sudah duduk dengan mengirimkanku pesan singkat.
Dan selalu ada yang menetes dari
mataku, melihatmu berdiri di ruang tunggu, hingga keretaku melaju.
Dan sekarang.
Maaf. Aku tidak bisa ada di
sampingmu di hari ini.
Sungguh, bukan berarti aku tidak
mencintaimu lagi.
Kamu, laki-laki yang membuat aku
selalu jatuh cinta.
Maaf. Selalu membuatmu cemburu
karena membawa laki-laki lain datang ke rumah.
Beberapa kali membuatmu ikut
sakit hati,
Karena ternyata laki-laki yang
aku pilih dulu, yang aku pikir bisa sepertimu, membuat aku harus merasakan
bagaimana rasanya patah hati.
Dan sekarang,
Akupun sudah memilih kembali dia.
Seseorang yang aku percayakan untuk bersamaku, kelak.
Bukan, sungguh bukan untuk
menggantikanmu.
Sungguh bukan karena aku tidak
lagi mencintaimu.
Karena sebenar-benarnya, kamulah
cinta pertamaku.
Dia, orang yang aku percaya akan
sangat menyayangimu,
Dan dia orang yang aku percaya
tidak akan mencemburuimu ketika aku mengagung-agungkan cintaku kepadamu.
Selamat ulangtahun, Ayah.
Selamat ulangtahun, cinta
pertamaku.
Aku akan selalu mencintaimu. Tidak
akan pernah berhenti.
0 komentar:
Posting Komentar