Selasa, 12 April 2016

Selamat Ulang Tahun, Cinta Pertamaku


Selamat pagi, untukmu, seseorang yang sedang berulangtahun hari ini.


Maaf.
Hari ini aku tidak bisa datang menemuimu.
Aku sudah merencanakannya, sungguh.
Untuk menemuimu pagi-pagi sekali. Dengan tangan kanan membawa kue tart. Dan tangan kiri membawa kado untukmu.
Itu sudah aku rencanakan jauh bulan.
Tapi apa daya, tempatku bekerja tidak memberikannya untukku.
Mungkin alasanku terlalu klasik.
Aku cuti karena ingin bersamamu di hari yang istimewa ini.
Sekali lagi, maaf.
Sungguh bukan karena aku tidak mencintaimu lagi. Aku sangat ingin.


Pagi ini, aku rapalkan doa lebih kencang dari hari biasanya.
Jangan salah, setiap hari, tanpa kamu minta pun aku mendoakan.
Tapi karena hari ini, hari yang istimewa untukmu, aku panjangkan doaku. Sepagian tadi.
Aku kirimkan pesan singkat, mengucapkan selamat ulang tahun, memanjatkan doa, dan tak lupa ucapan “aku sangat menyayangimu.”
Maaf, baru itu yang bisa aku lakukan. Sekali lagi, sungguh bukan karena aku tidak mencintaimu.
Aku sungguh sangat mencintaimu.


Teruntuk kamu, seseorang yang sedang berulangtahun hari ini.
Waktu berlalu begitu cepat.
Masih lekat di ingatanku, dari aku bangun tidur, pun hingga akan beranjak tidur, setiap harinya aku bisa melihatmu.
Bergulat manja denganmu. Bergurau hingga perut perih. Bahkan tak jarang aku menangis karena kita berbeda pendapat.
Tapi satu yang aku ingat. Hingga aku menuliskan cerita ini, kamu sama sekali belum pernah membentakku, memarahiku, mengeluarkan kata kasar di depanku, bahkan bermain tangan padaku.
Aku hanya tahu, kamu menjagaku selalu.
Memenuhi keinginanku, mengantarkanku kemana aku mau, menjadikanku ratu kecilmu.


Bahkan, ketika aku sudah sebesar saat ini, ketika aku pulang, kamu masih dengan setia menjemputku.
Menunggu dengan sabar ketika keretaku belum sampai.
Dan ketika aku harus berangkat kembali meninggalkanmu, kamu pun masih dengan setia menemaniku, hingga keretaku datang.
Menungguku hingga kereta datang. Dan memastikan aku sudah duduk dengan mengirimkanku pesan singkat.
Dan selalu ada yang menetes dari mataku, melihatmu berdiri di ruang tunggu, hingga keretaku melaju.


Dan sekarang.
Maaf. Aku tidak bisa ada di sampingmu di hari ini.
Sungguh, bukan berarti aku tidak mencintaimu lagi.


Kamu, laki-laki yang membuat aku selalu jatuh cinta.
Maaf. Selalu membuatmu cemburu karena membawa laki-laki lain datang ke rumah.
Beberapa kali membuatmu ikut sakit hati,
Karena ternyata laki-laki yang aku pilih dulu, yang aku pikir bisa sepertimu, membuat aku harus merasakan bagaimana rasanya patah hati.


Dan sekarang,
Akupun sudah memilih kembali dia. Seseorang yang aku percayakan untuk bersamaku, kelak.
Bukan, sungguh bukan untuk menggantikanmu.
Sungguh bukan karena aku tidak lagi mencintaimu.
Karena sebenar-benarnya, kamulah cinta pertamaku.
Dia, orang yang aku percaya akan sangat menyayangimu,
Dan dia orang yang aku percaya tidak akan mencemburuimu ketika aku mengagung-agungkan cintaku kepadamu.


Selamat ulangtahun, Ayah.
Selamat ulangtahun, cinta pertamaku.

Aku akan selalu mencintaimu. Tidak akan pernah berhenti.

0 komentar:

Posting Komentar