Selasa, 04 November 2014

Empat November Dua Ribu Empat Belas


Tanggal empat bulan kesebelas dua ribu empat belas.
Tanggal empat setiap bulannya menjadi tanggal yang tidak biasa dari tanggal-tanggal lainnya semenjak dua tahun lalu,
Empat Oktober dua ribu dua belas
Walaupun sebenarnya, untuk ukuran angka aku lebih mencintai angka delapan ketimbang angka empat

Dan tahun ini, tahun kedua, tanggal empat di bulan November.
Tuhan MahaUnik dengan segala bantuan semestaNya yang tidak kalah menakjubkan.
Pagiku tidak biasa.
Ada perasaan lega, setelah dua bulan terakhir aku membangun penjara-penjara tersendiri, yang di dalamnya terbentuk ribuan ketakutan

Cinta itu, bukankah tentang ikhlas dan menerima, pun tentang melepaskan
Seharusnya, sesederhana itu, semudah aku mengetikkan kata-kata itu
Tapi ternyata itu jauh rumit dari rumus fisika yang menyebalkan itu

Ah, Tuhan bukankah Dia adalah penulis skenario yang hebat ? Kisah cinta di dongeng-dongeng, semua pun ada penulisnya.
Berakhir dengan melegakan ataupun dengan helaan nafas panjang menerima bahwa akhir cerita tidak seperti yang dibayangkan saat kita membaca judul ceritanya.

Sedangkan kisah cinta kita ? Tuhan adalah penulisnya. Pemilik cerita paling sempurna di muka bumi ini. Dan yang harus kita yakini, teruntuk kita, Tuhan sudah menuliskan cerita yang terbaik, jauh sebelum kita bisa melihat rupa ayah dan ibu kita. Bukankah begitu ?

Tuhan, terima kasih, untuk memberi jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang aku sampaikan padaMu setiap malamnya. Kau memudahkannya, membuatku tidak perlu terlalu sibuk mencari .

Terima kasih, Kau pernah mengirimkan dia untukku. Yang seandainya bisa, aku untuk memilih untuk tidak pergi dan tetap di sini. Setiap orang ditempatkan dalam kehidupan kita tidak pernah ada yang kebetulan. Bukankah begitu ?

Terima kasih, Kau (sekali lagi) membentukku menjadi perempuan yang belajar untuk ikhlas dan tentunya sabar. Setidaknya, Kau selalu menguatkanku, jauh lebih kuat dibandingkan saat-saat aku terjatuh dahulu.

Terima kasih, sudah memberikanku kesempatan untuk mencintai dengan cara dan kemampuan terbaikku. Itu sudah lebih dari cukup, mungkin.

Terima kasih sudah menjadikanku perempuan pilihan. Dengan semua ini, aku yakin Engkau memilihku karena aku kuat. Iya, aku perempuan yang kuat, dan Engkau mempercayaiku kalau aku bisa melewatinya.

Dan kini, semua satu persatu aku tata lagi,
Tidak mudah memang. Tapi, Engkau satu-satunya yang tidak akan pernah mengingkari janji untuk selalu menemaniku.

Semua ini, akupun tidak tahu, bagaimana akan terjadi, esok hari.
Tetapi aku tahu, Engkau mencintaiku dengan sangat, maka akupun memiliki keyakinan, bahwa Kau akan memberikanku akhir cerita yang terbaik, yang luar biasa.

Teruntuk empat November dua ribu empat belas,
Entah, inilah akhir ataupun awal.
Sekali lagi, karena hanya Tuhan-lah MahaMengetahui segala urusan yang akan datang.

Teruntuk kamu,
Entahlah, ternyata sulit untuk mengungkapkannya lagi,
Setidaknya di tengah-tengah kita berpeluk, kita tahu apa yang sebenar-benarnya kita rasakan.

Teruntuk semesta,
Bantulah orang-orang baik mengabulkan doa-doa terbaik, doa apapun itu, yang terbaik
Bekerjalah, semesta, untuk membahagiakan, entah bagaimanapun akhirnya, yang kutuju hanyalah jalan yang bahagia,
Memaafkan, melupakan. Karena kita berhak atas kedamaian dalam hati.

Empat November dua ribu empat belas, kita bertemu lagi dengan tanggal empat di setiap bulannya, dengan cara yang berbeda.

Dan pada akhirnya, kita hanya perlu menemukan seseorang yang sama keras kepalanya memintamu untuk tetap tinggal saat kau terpikir untuk pergi.


0 komentar:

Posting Komentar